"DENGAN ILMU KITA BICARA, DENGAN TEKNOLOGI BANTU KITA UNGKAPKAN FAKTA"

Rabu, 19 Agustus 2015

Ombak di Pantai Ini Berbentuk Kotak

Ombak di Pantai Ini Berbentuk Kotak, Apa Penyebabnya?


    Berjalan-jalan di pantai mungkin menjadi idaman liburan Anda. Apalagi jika pantai tersebut memiliki ombak yang cukup tenang, pantai bersih dan putih, serta laut yang jernih. Stres bisa hilang begitu saja dari pikiran kita. Maka tidak heran, jika pantai masih menjadi tujuan favorit banyak wisatawan di seluruh dunia. Tetapi, ternyata tidak semua ombak di laut berbentuk seperti biasanya, apalagi jika Anda melihat ombak laut di pantai ini. 

     Anehnya, ombak di sini berbentuk kotak-kotak. Apa yang menyebabkannya seperti itu? Dan di mana kita bisa mengunjungi pantai ombak dengan ombak yang unik ini? Berikut penjelasannya. Pola aneh di laut ini terjadi karena dua gelombang di laut saling bertemu, di mana keduanya berlawanan arah. Gelombang laut yang berjalan selama ribuan kilometer ini, akhirnya bertemu di satu titik dan membuat fenomena aneh.

    Jika Anda ingin melihat pola ombak yang aneh ini, maka Anda harus berangkat ke Île de Ré di pesisir Prancis dekat La Rochelle. Ombaknya tidak tinggi, dan cenderung tenang. Jadi jika Anda ingin berada di tepi pantai masih aman. Bahkan jika Anda melihat dari ketinggian, maka sejauh mata memandang ombak berbentuk kotak-kotak ini akan terlihat sangat jauh. Cukup unik bukan.

Rabu, 12 Agustus 2015

KATAK PALING BERBISA DI DUNIA

KATAK INI PALING BERBISA DI DUNIA

Katak dari Neraka, Satu Gram Bisanya Mampu Bunuh 80 Manusia
Katak berbisa ini dipersenjatai dengan duri tulang berbisa di hidung, rahang dan punggung kepala mereka.

     Di belantara Brasil telah ditemukan katak dengan duri berbisa di kepala mereka. Bagi para ilmuwan, menemukan katak beracun adalah hal biasa. Namun kali ini mereka menemukan katak berbisa untuk pertama kalinya. Katak jenis ini tidak hanya mengeluarkan bisa, tetapi dipersenjatai dengan senjata yang dapat menembakkan bisa tersebut kepada korbannya.

     Salah satu peneliti, Carlos Jared dari Butantan Institute di Sao Paulo, terluka tangannya akibat dari duri berbisa di kepala katak Corythomantis greeningi, yang hidup di padang sabana di timur laut Brasil. "Rasanya sakit dan panas, menjalar ke lengan dan berlangsung selama lima jam," kata Edmund Brodie, rekan Jared. Brodie adalah seorang herpetologis di Utah State University di Logan. Awalnya Jared tak menghubungkan rasa sakitnya dengan katak yang dipegangnya. Dia baru menyadarinya bahwa katak yang baru dikoleksinya ternyata hewan amfibi yang mampu mengeluarkan bisa.

      Beruntung Jared hanya terkena bisa katak Corythomantis greeningi, karena spesies kedua, yakni Aparasphenodon brunoi, memiliki efek bisa mematikan dua kali lipat. "Bisa dari dua jenis katak tersebut mematikan dan kami berharap tidak pernah mengelaminya dalam jumlah besar," kata Brodie kepada Live Science dikutip Dream, Rabu 12 Agustus 2015.

     Begitu berbisanya, kedua katak tersebut mendapat julukan sebagai "katak dari neraka".
Satu gram bisa dari katak Aparasphenodon brunoi, menurut Jared dan Brodie, bisa membunuh lebih dari 300.000 tikus atau sekitar 80 manusia. Efek dari bisa katak jenis ini 25 kali mematikan dari ular beludak Bothrop Brasil.

     Sementara satu gram bisa dari katak Corythomantis greeningi mampu membunuh lebih dari 24.000 tikus atau sekitar enam manusia, dua kali mematikan dari jenis ular yang sama.
"Kekuatan toksisitas sekresi kulit mereka luar biasa, dan kami terkejut dengan itu," kata Brodie. "Hewan amfibi memiliki beragam kulit beracun yang telah dipelajari dengan baik, tapi mekanisme semacam ini -mengeluarkan racun sebagai bisa- tidak pernah ditemukan sebelumnya." Fakta baru tentang penelitian pertahanan hewan amfibi telah naik ke tingkat berikutnya. Dua katak berbisa ini dipersenjatai dengan duri tulang berbisa di hidung, rahang dan punggung kepala mereka.

      Katak-katak tersebut memiliki leher yang luar biasa fleksibel, dan ketika dipegang, mereka akan melepaskan bisa dari kelenjar kulit di sekitar duri tersebut. Mereka akan melenturkan kepala, menggosokkan punggung dan menusukkan duri terhadap apa pun yang memegang mereka. Meskipun para ilmuwan telah mengetahui tentang dua spesies katak ini selama beberapa dekade, sedikit yang diketahui tentang biologi mereka. Kedua hewan amfibi ini dikenal tidak memiliki predator, yang membuat temuan terbaru tentang bisa mereka menjadi masuk akal.

Para peneliti tidak yakin apakah dua katak tersebut kebal terhadap racun mereka sendiri. Tetapi kedua peneliti menduga kedua jenis katak itu kebal. Namun, mereka juga memperkirakan katak ini menggunakan racun hanya untuk membela diri dari predator, bukan membantu mereka untuk berburu mangsa.

Jared dan Brodie menjelaskan secara rinci temuan mereka ini secara online dalam jurnalCurrent Biology.

ILMUWAN INDONESIA CUMA DIBAYAR 1 JUTA

Nasib Pilu Ilmuwan Indonesia Cuma Dibayar Rp 1 Juta


Nasib Pilu Ilmuwan Indonesia Cuma Dibayar Rp 1 Juta
Ilustrasi
Bandingkan dengan peneliti di luar negeri yang bisa dibayar Rp 25 juta.
Masalah anggaran serta sistem birokrasi dituding memicu minimnya hasil penelitian serta teknologi terapan yang bisa dihasilkan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT). Tak mau masalah berlarut, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengusulkan agar badan negara tersebut mengubah statusnya menjadi Badan Layanan Umum (BLU).

"Kami rancang BPPT jadi BLU saja, biar ada hasilnya. Kita harus kerja secara professional, makanya jadikan BLU saja, agar bisa berorientasi pada hasil," kata Jusuf Kalla di Jakarta, Senin, 10 Agustus 2015.

Dalam sistem BLU, sebuah lembaga akan memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangannya. Dengan mekanisme ini, anggaran yang masuk ke sebuah lembaga tak perlu disetorkan ke negara, dan dapat langsung digunakan.

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengakui, mekanisme pengelolaan dana dari pemerintah memang kerap membuat kinerja BPPT tak efisien. Selama ini BPPT menggunakan anggaran negara dari pos Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Setiap penggunaan dana mesti diajukan terlebih dahulu ke Kementerian Keuangan.

"Misalnya kita masukkan Juni, baru kita bisa dapatkan tiga atau empat bulan, itu pun suka telat," keluh Unggul. 

Berangkat dari persoalan-persoalan tersebut, Unggul menyambut baik usulan Wapres Jusuf Kalla yang disebutkan sudah disepakati Presiden. Unggul pun berharap, dalam waktu dekat BPPT sudah bisa disahkan sebagai badan yang berstatus BLU.

Lewat model BLU, Unggul yakin penghargaan atas kinerja para peneliti akan lebih baik. Selama ini, mereka hanya digaji sesuai standar Pegawai Negeri Sipil (PNS). Menurutnya, standar tersebut sering tidak sesuai dengan pekerjaan yang mereka tanggung.

"Jika sudah menjadi BLU, mekanisme pengelolaan keuangan kita seperti perusahaan saja. Misalnya kalau kita dapat order dari luar, uangnya itu bisa langsung dipakai dan staff penelitinya bisa dibayar dengan standar internasional," kata Unggul Priyanto.

"Standar PNS itu, peneliti dibayar maksimal Rp 1 juta. Kalau standar internasional bisa sampai Rp 25 juta," ungkapnya

Sebelum ada usulan tersebut, BPPT sudah memiliki satuan kerja yang berstatus BLU yakni Pusat Layanan Teknologi. Kini, dengan usulan Wapres tersebut ia bersiap untuk mengonversi lebih dari 20 satuan kerja yang ada di bawah BPPT menjadi BLU.

Reporter : Kurnia

Kamis, 06 Agustus 2015

PERSINGKAT MASA PANEN BAWANG, MAHASISWA FISIKA UNESA RAIH JUARA 1 IYIA

PENEMUAN MAHASISWA FISIKA UNESA SABET JUARA 1 IYIA


Surabaya—Sebagai negara agraris, Indonesia harus bersiap siaga dalam menghadapi MEA 2015. Indonesia perlu melakukan inovasi-inovasi agar tidak kalah bersaing. Salah satunya adalah inovasi terhadap penggunaan hormon ujung batang ipomoe batatas (Ubipotas). Hormon yang ditemukan pada ujung ketela rambat ini berfungsi untuk mempercepat masa tanam bawang merah.

“Hormon ini dapat mempercepat masa tumbuh dan tanam bawang merah. Kalau pada umumnya memerlukan waktu 3-4 bulan, tapi dengan menggunakan hormon ini bisa dipersingkat menjadi satu bulan. Kualitasnya pun relatif sama dengan yang tidak menggunakan hormon. Kami telah melakukan uji coba di Kabupaten Sidoarjo,” terang Mohammad Syukron Amrullah, salah satu anggota penemu Ubipotas ini.

Hasil temuan mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA Unesa ini berhasil menyabet juara 1 di International Young Inventors Award (IYIA) tahun 2015. Dalam kompetisi yang diikuti oleh 13 negara di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), 7—8 Juni 2015 ini, Andrian Sjahmi Dewanto, Hanif Zahidin Ainur, Fifa Pransiska Indra Loseta, dan Mohammad Syukron Amrullah mengajukan karya ilmiah Ubipotas.

Adapun judul karya ilmiah yang juga merupakan nominasi dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini adalah Ubipotas (Ujung Batang Ipommoea Batatas) As Growth Catalyst Hormone And Organic Fertilizer On Onion To Face Asia Economic Community (AEC) 2015. Menurut Mohammad, hormon ini mengandung C-Organic, Giberelic Acid, dan Acidity.

Selain untuk bawang merah, Hanif Zahidin Ainur menambahkan, hormon ini juga berfungsi untuk jenis tanaman yang lain. Misalnya, belimbing. “Saya sudah mencoba menggunakan hormon ini untuk belimbing di rumah. Hasilnya sama, belimbing berbuah lebih cepat dibandingkan dengan tidak menggunakan hormon ini. Produktivitasnya pun meningkat hingga 2-3 kali lipat,” paparnya saat ditemui di ruang auditorium FMIPA. (Syaiful/Humas)



Selasa, 04 Agustus 2015

BUKTI SEMANGKA DARI ABAD 17 YANG BER-EVOLUSI

Bentuk Semangka Abad 17 Terbukti Berbeda dengan Semangka Sekarang


Bentuk Semangka Abad 17 Terbukti Berbeda dengan Semangka Sekarang
Foto: Vox

   Semangka dikenal sebagai buah berbentuk bundar dengan bagian daging penuh berwarna merah. Rupanya bentuk ini telah mengalami perubahan. Sebuah lukisan di zaman renaissance mengungkapkan bentuk semangka di abad ke-17. 

      Seperti diberitakan Vox (02/08/15), zaman renaisans yang berlangsung pada abad ke-17 dikenal sebagai gerakan budaya di Eropa. Di abad ini, Giovanni Stanchi melukis aneka buah-buahan. Sekilas tak ada yang ganjil dengan lukisan buah tersebut, namun siapapun yang melihatnya akan mendapati buah berbentuk unik di pojok kanan bawah lukisan.

       Setelah diperhatikan, buah tersebut rupanya semangka yang kini populer sebagai buah dengan isian daging penuh berwarna merah terang didalamnya. Lewat lukisan yang dibuat antara tahun 1645 dan 1672 tersebut, semangka diketahui memiliki biji lebih besar dengan bagian daging buah yang tidak penuh serta berwarna merah pucat. Pola daging buah semangka di abad ke-17 sangatlah unik karena seperti terpisah dan membentuk pola melingkar di tiap bagiannya. Perbedaan bentuk semangka ini terjadi karena perbedaan cara membiakkan ketika zaman dahulu dan sekarang.

James Nienhuis, seorang profesor hortikultura di Universitas Wisconsin kerap menggunakan lukisan Stanchi sebagai media pembelajaran tentang sejarah pembiakkan tanaman di kelas. 

“Sangat menyenangkan ketika pergi ke museum dan melihat lukisan yang menggambarkan benda-benda yang masih ada hingga kini. Contohnya, kita dapat melihat bentuk buah 500 tahun lalu,” ujar Nienhuis.

     Semangka awalnya berasal dari Afrika, tetapi setelah dibiakkan semangka justru berkembang di daerah panas seperti Timur Tengah dan Eropa Selatan. Semangka juga menjadi buah yang umum ditemukan di perkebunan Eropa maupun di pasar, sekitar tahun 1600. Nienhuis menduga rasa semangka di abad ke-17 lebih manis dari yang saat ini ada karena dulunya semangka ini dimakan segar dan terkadang difermentasi menjadi anggur. Mengenai bentuk semnagka saat ini, Nienhuis menjelaskan ini terjadi karena semangka sengaja dibiakkan dengan daging buah berwarna merah terang. Bagian daging semangka yang berair sebenarnya adalah plasenta semangka yang berfungsi menahan biji.

      Sebelum semangka benar-benar dibiakkan, plasenta tersebut hanya mengandung sedikit lycopene yang memberi warna merah pada semangka. Akibatnya warna daging buah semangka di abad ke-17 merah pucat. Beberapa ratus tahun kemudian ketika semangka dibiakkan dengan lebih bagus, maka ukuran semangka menjadi lebih kecil dan jumlah lycopene-nya jauh lebih tinggi sehingga menghasilkan daging buah berwarna merah terang. Selain perubahan bentuk dan warna semangka, Nienhius menjelaskan saat ini para ilmuwan sedang bereksperimen untuk menghilangkan biji semangka. Ia menyebutnya dengan 'the logical progression in domestication'.


Minggu, 02 Agustus 2015

10 Benda Mengejutkan yang Jatuh Dari Langit

10 Benda Mengejutkan yang Jatuh Dari Langit


Normalnya, hujan yang jatuh dari laingit berupa air. Namun, bagaimana jika tidak normal seperti sapi atau bola golf yang menghujani bumi ini? Dalam beberapa kasus, peristiwa ganjil ini terjadi di beberapa negara. Ada yang masih menjadi misteri, ada juga yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Berikut deretan benda mengejutkan yang jatuh dari langit.
1. Uang
10 Benda Mengejutkan yang Jatuh Dari Langit (I)
via cafef.vn
Seorang wanita di Jerman dikejutkan dengan hujan uang di sekitar mobilnya. Tak ada yang tahu asal hujan uang itu. Namun wanita yang diketahui berusia 24 tahun itu mengumpulkan uang yang jatuh dari langit dan melaporkan peristiwanya ke polisi.
2. Daging
10 Benda Mengejutkan yang Jatuh Dari Langit (I)
Allen Crouch, seorang ibu yang sedang sibuk membuat sabun di halaman rumahnya, tiba-tiba dikejutkan dengan suara bising seperti kepingan salju besar jatuh dari langit.
Namun setelah dilihat lebih dekat, suara keras yang menghantam atap rumahnya itu berasal dari potongan-potongan daging yang tidak terlalu besar. Tidak ada yang mengetahui asal daging jatuh itu, tetapi daging-daging merah tersebut hampir menutupi jalan dan menempel di mana-mana dan pagar rumah.
3. Hujan darah
10 Benda Mengejutkan yang Jatuh Dari Langit (I)
Pada tahun 2008 warga kota kecil La Sierra Choco di Columbia mengalami sesuatu peristiwa aneh. Mereka menyaksikan hujan darah jatuh di lingkungan mungil mereka. Kejadian ini juga telah didokumentasikan dalam sejarah. Johnny Milton Cordoba, seorang bakteriologi, menegaskan bahwa fenomena hujan darah itu merupakan bentuk komunikasi dari Sang Pencipta untuk mengingatkan umatnya pada dosa-dosa.