"DENGAN ILMU KITA BICARA, DENGAN TEKNOLOGI BANTU KITA UNGKAPKAN FAKTA"

Jumat, 21 Agustus 2015

KOTA ARARAS YANG DIJULUKI KOTA HANTU

Wajah Warga di Kota Hantu Ini Melepuh Jika Kena Sinar Matahari
(Daily Mail)
Dijuluki kota hantu karena sebagian besar penduduknya harus selalu tinggal di dalam rumah.
Kota Araras di Sao Paulo, Brasil tampak seperti kota hantu karena sebagian besar penduduknya harus selalu tinggal di dalam rumah. Sebanyak 600 dari 800 populasi Araras menderita penyakit genetik aneh bernama Xeroderma Pigmentosum (XP). Penyakit ini menyebabkan penderitanya tidak tahan sinar ultra violet matahari sehingga mereka harus selalu berada di tempat teduh.

Sedikit saja kulit mereka terpapar sinar matahari, maka akan melepuh dan meninggalkan cacat permanen. Kulit mereka tidak bisa melakukan regenerasi sel sehingga tidak bisa sembuh jika terluka.Dari 600 yang menderita penyakit aneh ini, 20 sudah dalam taraf kritis dan sudah masuk dalam kategori kanker kulit yang agresif. Salah satu warga Araras yang menderita XP hingga tingkat parah adalah Djalma Jardin. Dia hanya punya satu mata yang tidak dapat menutup. Dia menghabiskan hari-harinya di dalam ruangan karena kelainan genetik langka tersebut.

Wajah Jardin bahkan terlihat menakutkan akibat penyakit XP ini. Dia tidur dengan plester di seluruh wajahnya. "Jika keluar rumah, matahari terasa membakar saya," katanya. Kelainan genetik ini begitu menakutkan hingga bisa membuat seseorang cacat atau bahkan meninggal dunia. Seperti Jardin yang kondisinya semakin parah hingga ia meninggal setelah melakukan wawancara. Peternak Deide juga telah kehilangan banyak bagian wajahnya dengan kondisi yang tak bisa disembuhkan. "Saya menjalani operasi untuk menghilangkan langit-langit dan tulang rahang bagian kanan. Saya harus menggunakan prostesis agar bisa bicara," ujarnya.
Sebagian warga yang tidak mengalami kondisi aneh itu bertanya-tanya tentang apa yang telah terjadi dengan mereka yang menderita. Ada yang menyebut itu adalah penyakit seksual menular, yang lainnya yakin XP ini adalah kutukan dari Tuhan. 

Hingga seorang ahli biologi genetik Brasil di Sao Paulo, Carlos Menck, datang ke desa Araras untuk melakukan penelitian. Dari pengamatannya, Carlos mengatakan XP ini bukan penyakit menular tetapi penyakit turunan. Setelah menjalankan tes pada semua penduduk desa, Carlos dan timnya menemukan 600 dari 800 warga desa membawa gen XP. Hal ini dapat ditelusuri kembali ke keluarga tiga pemukim pertama di desa itu yang berasal dari Portugis.

Ahli dermatologi Sulamita Chaibub menambahkan, di Araras terdapat konsentrasi orang dengan gen rusak yang tetap menikah satu sama lain, sehingga gen menjadi dominan dan penyakit ini tetap berkembang. Hingga saat ini tidak ada obat untuk XP ini. Tetapi warga diperingatkan untuk benar-benar menjauh dari sinar matahari. Carlos berharap saran ini akan menyelamatkan banyak nyawa warga desa Araras.

(Sumber Asli: Daily Mail)

Kamis, 20 Agustus 2015

ALDO, MAHASISWA TERMUDA DI FAKULTAS KEDOKTERAN UGM

MAHASISWA TERMUDA DI FAKULTAS KEDOKTERAN UGM



Aldo Meyolla Geraldino menjadi mahasiswa termuda di Universitas Gadjah Mada (UGM). Pada usianya yang masih 14 tahun, remaja kelahiran 19 Desember 2000 ini mampu menembus jenjang mahasiswa dan masuk di Fakultas Kedokteran (FK) UGM. 

Saat ditemui Kompas.com di kampus FK UGM, Aldo mengaku saat ini usianya 14 tahun dan 7 bulan. Dia lahir di Solo, 19 Desember 2000, dan menamatkan pendidikannya di SD Negeri 16 Solo, Jawa Tengah, dalam lima tahun. 

Lulus SD, Aldo lalu bersekolah di SMP 9 Solo. Ia menyelesaikan jenjang SMP dalam waktu dua tahun. Aldo lantas meneruskan pendidikannya di SMA 1 Solo yang dilahapnya dalam dua tahun. "Saya dari SD sudah ikut akselerasi. SD yang harusnya enam tahun jadi lima tahun," kata dia. 

Anak kedua dari dua bersaudara ini mengaku masuk ke FK UGM lewat jalur seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN). Sebab, meski nilainya sesuai dengan standar jalur khusus, kuota untuk sekolahnya telah habis. "Nilai saya masuk. Namun, kuota untuk sekolah saya habis, jadi ikut tes SBMPTN," kata dia. 

Aldo mengaku mempersiapkan diri untuk melewati seleksi itu. "Tidak ada istilah kecil hati. Saya belajar dan mempersiapkan diri. Intinya, santai dan tidak tegang saat menghadapi ujian," kata dia.

(SUMBER)

Indonesia Juara ke-3 Kompetisi Hacking Dunia

Indonesia Juara ke-3 Kompetisi Hacking Dunia

Indonesia Juara ke-3 Kompetisi Hacking Dunia

Para jagoan IT Indonesia kembali unjuk gigi di event dunia. Indonesia yang diwakili oleh tim Rentjong meraih juara ke-3 dalam kompetisi hacking Capture The Flag (CTF) di Kuala Lumpur, Malaysia.
CTF merupakan bagian dari konferensi tahunan Hack In The Box (HITB). Sedangkan juara ke-1 dan ke-2 diraih oleh tim dari Vietnam. Selain tim Rentjong, Indonesia juga diwakili oleh tim Belalang Tempur.
Acara yang digelar 16 – 17 Oktober 2013 ini adalah kompetisi hacking internasional diikuti oleh 10 tim dari 7 negara: Korea, Jepang, Belanda, Singapura, Malaysia, Vietnam dan Indonesia.
Tim Rentjong sendiri diisi oleh penggiat-penggiat security Tanah Air: Rizki Wicaksono, Ammar WK dan Arif Dewantoro.
Menurut Rizki Wicaksono, kompetisi CTF menguji kemampuan peserta untuk memecahkan tantangansecurity seperti eksploitasi, reverse engineering, kriptografi, dan forensik yang dikemas dalam bentuk gameattack dan defense antar tim.
“Setiap tim (terdiri dari 3 orang) mewakili satu negara yang harus dijaga dari serangan negara lain. Tiap tim akan mendapatkan senjata, firepower atau nuke yang bisa dipakai untuk menyerang tim lain bila berhasil memecahkan tantangan yang diberikan. Tim yang memiliki skor tertinggi menjadi pemenangnya,”
HITB sendiri adalah konferensi tahunan di bidang security yang menjadi ajang berkumpulnya security researcher dan hacker dari berbagai negara untuk mempresentasikan berbagai hasil temuan dan riset terkaitcyber security.

(SUMBER)

Rabu, 19 Agustus 2015

PENYAMARAN YANG MENAKJUBKAN

PENYAMARAN YANG MENAKJUBKAN

Matanya bulat, kulitnya pun bersisik. Tapi tunggu dulu, apa yang Anda lihat bukanlah seekor ular, melainkan bentuk kepompong sebelum bermetamorfosis menjadi kupu-kupu.

Ya, ini adalah Dynastor Darius atau kupu-kupu darius. Jenis serangga bersayap ini punya keterampilan sempurna dalam hal merubah penampilan. Saat menjadi kepompong, wujudnya hampir bisa dikatakan sangat mirip dengan ular, hewan karnivora yang siap menebar racun pada mangsanya yang lewat.

Normalnya, pada tahap menjadi kepompong, kupu-kupu darius ini akan menggantung di daun di hutan Trinidad selama 13 hari. Beruntungnya, hewan ini punya kemampuan “membodohi” pemangsanya melalui penampilannya yang nampak seperti ular. Sehingga ada banyak kemungkinan hewan ini untuk hidup lebih lama. Berikut foto lengkapnya.

Ayo Tebak, Hewan Apakah Ini?

Ayo Tebak, Hewan Apakah Ini?

Ayo Tebak, Hewan Apakah Ini?

Ayo Tebak, Hewan Apakah Ini?

Ayo Tebak, Hewan Apakah Ini?


Ombak di Pantai Ini Berbentuk Kotak

Ombak di Pantai Ini Berbentuk Kotak, Apa Penyebabnya?


    Berjalan-jalan di pantai mungkin menjadi idaman liburan Anda. Apalagi jika pantai tersebut memiliki ombak yang cukup tenang, pantai bersih dan putih, serta laut yang jernih. Stres bisa hilang begitu saja dari pikiran kita. Maka tidak heran, jika pantai masih menjadi tujuan favorit banyak wisatawan di seluruh dunia. Tetapi, ternyata tidak semua ombak di laut berbentuk seperti biasanya, apalagi jika Anda melihat ombak laut di pantai ini. 

     Anehnya, ombak di sini berbentuk kotak-kotak. Apa yang menyebabkannya seperti itu? Dan di mana kita bisa mengunjungi pantai ombak dengan ombak yang unik ini? Berikut penjelasannya. Pola aneh di laut ini terjadi karena dua gelombang di laut saling bertemu, di mana keduanya berlawanan arah. Gelombang laut yang berjalan selama ribuan kilometer ini, akhirnya bertemu di satu titik dan membuat fenomena aneh.

    Jika Anda ingin melihat pola ombak yang aneh ini, maka Anda harus berangkat ke Île de Ré di pesisir Prancis dekat La Rochelle. Ombaknya tidak tinggi, dan cenderung tenang. Jadi jika Anda ingin berada di tepi pantai masih aman. Bahkan jika Anda melihat dari ketinggian, maka sejauh mata memandang ombak berbentuk kotak-kotak ini akan terlihat sangat jauh. Cukup unik bukan.

Rabu, 12 Agustus 2015

KATAK PALING BERBISA DI DUNIA

KATAK INI PALING BERBISA DI DUNIA

Katak dari Neraka, Satu Gram Bisanya Mampu Bunuh 80 Manusia
Katak berbisa ini dipersenjatai dengan duri tulang berbisa di hidung, rahang dan punggung kepala mereka.

     Di belantara Brasil telah ditemukan katak dengan duri berbisa di kepala mereka. Bagi para ilmuwan, menemukan katak beracun adalah hal biasa. Namun kali ini mereka menemukan katak berbisa untuk pertama kalinya. Katak jenis ini tidak hanya mengeluarkan bisa, tetapi dipersenjatai dengan senjata yang dapat menembakkan bisa tersebut kepada korbannya.

     Salah satu peneliti, Carlos Jared dari Butantan Institute di Sao Paulo, terluka tangannya akibat dari duri berbisa di kepala katak Corythomantis greeningi, yang hidup di padang sabana di timur laut Brasil. "Rasanya sakit dan panas, menjalar ke lengan dan berlangsung selama lima jam," kata Edmund Brodie, rekan Jared. Brodie adalah seorang herpetologis di Utah State University di Logan. Awalnya Jared tak menghubungkan rasa sakitnya dengan katak yang dipegangnya. Dia baru menyadarinya bahwa katak yang baru dikoleksinya ternyata hewan amfibi yang mampu mengeluarkan bisa.

      Beruntung Jared hanya terkena bisa katak Corythomantis greeningi, karena spesies kedua, yakni Aparasphenodon brunoi, memiliki efek bisa mematikan dua kali lipat. "Bisa dari dua jenis katak tersebut mematikan dan kami berharap tidak pernah mengelaminya dalam jumlah besar," kata Brodie kepada Live Science dikutip Dream, Rabu 12 Agustus 2015.

     Begitu berbisanya, kedua katak tersebut mendapat julukan sebagai "katak dari neraka".
Satu gram bisa dari katak Aparasphenodon brunoi, menurut Jared dan Brodie, bisa membunuh lebih dari 300.000 tikus atau sekitar 80 manusia. Efek dari bisa katak jenis ini 25 kali mematikan dari ular beludak Bothrop Brasil.

     Sementara satu gram bisa dari katak Corythomantis greeningi mampu membunuh lebih dari 24.000 tikus atau sekitar enam manusia, dua kali mematikan dari jenis ular yang sama.
"Kekuatan toksisitas sekresi kulit mereka luar biasa, dan kami terkejut dengan itu," kata Brodie. "Hewan amfibi memiliki beragam kulit beracun yang telah dipelajari dengan baik, tapi mekanisme semacam ini -mengeluarkan racun sebagai bisa- tidak pernah ditemukan sebelumnya." Fakta baru tentang penelitian pertahanan hewan amfibi telah naik ke tingkat berikutnya. Dua katak berbisa ini dipersenjatai dengan duri tulang berbisa di hidung, rahang dan punggung kepala mereka.

      Katak-katak tersebut memiliki leher yang luar biasa fleksibel, dan ketika dipegang, mereka akan melepaskan bisa dari kelenjar kulit di sekitar duri tersebut. Mereka akan melenturkan kepala, menggosokkan punggung dan menusukkan duri terhadap apa pun yang memegang mereka. Meskipun para ilmuwan telah mengetahui tentang dua spesies katak ini selama beberapa dekade, sedikit yang diketahui tentang biologi mereka. Kedua hewan amfibi ini dikenal tidak memiliki predator, yang membuat temuan terbaru tentang bisa mereka menjadi masuk akal.

Para peneliti tidak yakin apakah dua katak tersebut kebal terhadap racun mereka sendiri. Tetapi kedua peneliti menduga kedua jenis katak itu kebal. Namun, mereka juga memperkirakan katak ini menggunakan racun hanya untuk membela diri dari predator, bukan membantu mereka untuk berburu mangsa.

Jared dan Brodie menjelaskan secara rinci temuan mereka ini secara online dalam jurnalCurrent Biology.