"DENGAN ILMU KITA BICARA, DENGAN TEKNOLOGI BANTU KITA UNGKAPKAN FAKTA"

Kamis, 28 April 2016

ANAK NDESO PENEMU BAHAN BAKU PESAWAT DARI SINGKONG

BAHAN BAKU PESAWAT DARI SINGKONG
Suprihatin dan Raafi, siswa SMA PGRI 2 Kayen menunjukkan medali emas yang berhasil diraih dari IYIPO di Georgia. (KORAN MURIA / LISMANTO)
 Koran Muria, Pati – Dua bocah desa dari SMA PGRI 2 Kayen, Pati, yakni Suprihatin dan Raafi Jaya Sutrisna, bikin ahli fisika dan peneliti dunia tercengang. Dua bocah ini mampu mengalahkan peneliti muda dari 35 negara, dengan temuannya berupa komposit dari kulit singkong dan serat pohon pisang.
Produk ciptaan mereka bisa digunakan untuk bahan baku badan pesawat, kapal dan otomotif. Temuan dua bocah desa ini, ini pun membuahan medali emas dalam ajang International Young Inventors Project Olympiad (IYIPO) di Georgia pada 24 April 2016.
Mereka bersaing dengan lebih dari 100 proyek ilmiah dari 35 negara di dunia. Di bidang fisika, ada sekitar 20 proyek ilmiah di seluruh dunia.
“Kami bersyukur bisa meraih medali emas, setelah bersaing dengan 20 proyek ilmiah bidang fisika di seluruh dunia. Kami berharap agar karya anak kami ini bisa dilirik negara, atau perusahaan untuk membuat produk bahan interior dari komposit kulit singkong dan serat pisang,” ujar Kepala SMA PGRI 2 Kayen, Surata kepada Koran Muria, Rabu (27/4/2016).
Sebelum mendapat penghargaan ini, dua siswa yang duduk di kelas tiga SMA PGRI 2 Kayen itu, harus berjibaku melakukan penelitian selama setahun dan menyisihkan lebih dari seribu proyek penelitian pada ajang Indonesian Science Project Olympiad (ISPO).
Di bidang fisika, Suprihatin dan Raafi Jaya Sutrisna harus bersaing dengan 20 proyek penelitian dari berbagai negara. Ada 35 negara yang ikut dalam kompetisi tersebut, antara lain Amerika Serikat, Bosnia, Ukraina, Vietnam, Turki, Swiss, Malaysia, Yordania, Denmark, Filipina, Mesir, Jerman, Romania, Pakistan, India, Irak, Slovakia, Thailand, Uganda, Albania, Belarus, dan lainnya.
Mohamad Rauf (tengah) bersama dengan kedua siswanya menunjukkan komposit bahan baku interior otomotif bersama kedua siswanya di Laboratorium SMA PGRI 2 Kayen. (KORAN MURIA / LISMANTO)
Ratusan peserta dari 35 negara itu bertanding dalam enam kategori. Yaitu Fisika, Biologi dan Ekologi, Kimia, Teknologi Informasi, Matematika, dan Engineering. Kebetulan, siswa SMA PGRI 2 Kayen meneliti bidang fisika material.
Keduanya mengambil penelitian tentang karbon aktif singkong dan serat batang pisang sebagai material alternatif untuk industri otomotif, kapal, dan pesawat terbang. Hasil penelitian itu dinamakan komposit atau fiber.
Fiber karya siswa tersebut diklaim tahan korosi, kuat, ringan, ekonomis, dan tahan api. Dengan keunggulan produk tersebut, sejumlah juri IYIPO terkagum dengan bahan fiber yang diciptakan dari serat batang pisang dan kulit singkong di mana ketersediannya melimpah di Indonesia.
“Di Kecamatan Margoyoso, limbah kulit singkong yang dihasilkan dari industri tapioka mencapai 10 ton dalam satu bulan. Itu yang menginspirasi kita untuk memanfaatkannya sebagai bahan baku industri pesawat terbang, otomotif, dan kapal,” ujar Mohamad Rauf, guru fisika yang membimbing kedua siswa tersebut.
Sementara itu, Raafi mengaku karyanya itu sempat dikagumi dunia internasional saat dipamerkan selama tiga hari, di sebuah mall besar di Kota Tbilisi, Georgia. Bahkan, juri yang melakukan penilaian selama dua hari berturut-turut, meminta agar karyanya itu benar-benar dimanfaatkan dunia industri di Indonesia.
“Kita di Georgia selama tiga hari. Hari pertama, pembukaan dan pameran karya di mall besar. Hari kedua, pameran, pemaparan dan penjurian. Hari ketiga, penutupan dan jalan-jalan keliling Kota Tbilisi.Alhamdulillah, juri kagum dengan karya kita hingga mendapatkan medali emas,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Suprihatin. Ia mengatakan, juri sempat berpesan dan berharap agar karya kompositnya yang awet, ringan dan tahan api itu bisa dimanfaatkan sebagai produk kebanggan di Indonesia.
“Setelah melakukan penilaian, juri berharap agar karya kami dipakai di negara kami. Sebab, ketersediaan kulit singkong dan serat batang pisang sangat melimpah di Indonesia,” pungkasnya.
Editor : Ali Muntoha

Selasa, 19 Januari 2016

TONY "WAYAN" STARK DARI BALI

IRON MAN DARI BALI



Keterbatasan dalam diri seseorang bukanlah hambatan dalam melakukan sesuatu, seperti yang dilakukan ayah 3 orang anak ini, meski terkena stroke ia malah menciptakan tangan besi layaknya Tony Stark di film Iron Man.

Adalah I Wayan Sumardana alias Sutawan (31), warga Desa Nyuhtebel - Bali yang kesehariannya bekerja sebagai tukang las di bengkel sederhana miliknya.

Pria yang biasa disapa Tawan ini biasa mengelas besi besi bekas untuk dijadikan perabot perabot rumah tangga, Tawan juga biasanya mengerjakan sesuai pesanan orang.

Tadinya suami dari Ni Nengah Sudartini ini tidak memiliki kendala apa apa selain kondisi keuangannya yang bisa dibilang golongan kurang mampu, meskipun Tawan harus menghidupi tiga anaknya yang masih kecil kecil.

Namun semenjak 6 bulan yang lalu, Tawan menderita stroke ringan yang membuat tangan kirinya lumpuh, tentu saja ia menjadi tidak bisa bekerja seperti biasanya.

Meski demikian, pria yang hanya lulusan STM ini tidak menyerah, bermodalkan keterampilannya dalam teknik elektro, ia mencoba membuat tangan bantuan untuk membantunya dalam bekerja.




Beda dengan tokoh Tony Stark dalam film Iron Man yang memiliki kekayaan melimpah, Tawan hanya mengandalkan besi besi bekas di bengkelnya saja, seperti bekas sepeda rusak, monitor, dll.

Gagal dalam 5 kali percobaan, temuan Tawan yang terakhir ini (meski menurutnya belum sempurna) terbilang cukup canggih karena bisa digerakkan menggunakan sensor otak! Wow!

“Alat ini belum sempurna, tetapi sudah lumayan membantu saya. Tanpa alat ini saya sama sekali tak bisa bekerja menggunakan tangan kiri,” ujarnya.


“Namun dengan bantuan ini, menggangkat beban berat juga bisa. Dengan alat ini, kekuatannya jauh lebih besar,” lanjutnya.

Tawan kemudian mendemontrasikan dengan mengangkat sebuah pelek mobil sekitar 10 kg dengan tangan kanan terasa berat. Namun dengan tangan kiri digerakkan robot, dia mengangkat besi tua itu dengan enteng.

‘’Namun menggunakan robot ini, singal otak saya terkuras. Saya harus konsentrasi memikirkan atau fokus kepada benda apa yang mau diambil atau mengerjakan apa. Kalau tak fokus, saya kesulitan. Jadi perlu memfokuskan otak untuk memerintahkan robot,’’ tutupnya.

Sungguh kreatif apa yang dilakukan oleh Tawan ini, terlepas dari benar atau tidaknya penggunaan tangan besi miliknya menggunakan sinyal otak, ada satu yang patut kita pelajari dari kisah ini.

" Keterbatasan bukanlah alasan untuk kita berkarya, bekerja, apalagi untuk menafkahi keluarga ".

Semoga Tawan dimudahkan rejeki yang halal oleh Tuhan, dan juga berkah kesehatan kepadanya sekeluarga. Aamiin.

Jumat, 01 Januari 2016

ADA PONSEL BERUMUR 800 TAHUN YANG MIRIP NOKIA 3310

DI AUSTRIA DITEMUKAN PONSEL BERUMUR 800 TAHUN.WOOOWWW!!

Ponsel Berumur 800 Tahun Ditemukan Di Austria
Pernah ada teori konspirasi kalau gadget yang kita pakai saat ini merupakan adaptasi dari teknologi alien. Baru baru ini, ada 'bukti' untuk memperkuat teori tersebut, yang ditemukan seorang arkeolog berupa sebuah ponsel yang diperkirakan berusia 800 tahun silam.
Ponsel kuno yang diklaim ditemukan di Salzburg Austria ini, memiliki model yang mirip dengan ponsel Nokia 3310. Namun, yang membedakannya, ponsel tersebut tampak menggunakan gaya penulisan Cuneiform dari bangsa Sumeria, yang dikenal dengan huruf-huruf runcingnya, seperti paku. Sistem penulisan Cuneiform yang dikembangkan Sumeria ini sudah ada sejak zaman Mesopotamia kuno sekitar 3.500 hingga 3.000 Sebelum Masehi. Oleh karena itu, para ahli yang tergabung dalam Tothedeathmedia.com mengatakan bila penemuan ini juga familiar digunakan di Mesopotamia kuno. Makanya tak heran, kalau beberapa ahli seperti Scott Waring, editor dari UFO Sighting Daily yakin kalau alien dulunya pernah menduduki bumi.
Bukan hanya teori alien, penemuan artefak ponsel ini juga memunculkan teori konspirasi lainnya tentang perjalanan waktu. dimana akun YouTube bernama Paranormal Crucible ini melaporkan "Apakah (artefak ponsel) ini bukti adanya peradaban maju atau perjalanan waktu?".
Masih butuh penelitian dan bukti pendukung lain sehingga artefak ini disebut bukti yang membenarkan salah satu teori tersebut. 
Berikut video yang menggambarkan penemuan artefak berbentuk phonsel tersebut:


Selasa, 15 Desember 2015

ANAK KECIL BOBOL WEBSITE SEKOLAH UNTUK SEBUAH PR

BOCAH SD BOBOL WEBSITE SEKOLAH UNTUK MENGERJAKAN SEBUAH PR

Bocah Hacker Ajaib Bobol Website Sekolah untuk Jawab PR
Masih kecil tapi sudah mengerti seluk beluk keamanan website. Bocah berusia 13 tahun ini menjadi sorotan masyarakat karena kelihaiannya membobol sistem keamanan komputer. Sehingga dia dijuluki 'hacker ajaib' China. Namanya Wang Zhengyang. Dialah bocah yang tengah menjadi buah bibir di China.

Sebagaimana dikutip Dream dari laman Shanghaiist, Kamis 9 Oktober 2014, karena kemahirannya, Zhengyang telah menjadi pembicara pada the 2014 Chinese Internet Security Conference di Beijing. Dia juga sudah melakukan kerja sama dengan Tsinghua University. Namun, di tengah reputasi yang menanjak, tudingan miring tertuju pada bocah ini. Zhengyang dituduh telah menggunakan kemahirannya untuk melakukan kejahatan. Dia dituduh telah membobol sistim komputer sekolahnya untuk mencuri kunci jawaban pekerjaan rumah. Selain itu, dia juga dituding membobol sistim komputer milik toko penjual mainan.

Tapi semua dibantah oleh Zhengyang. Dia mengatakan upaya pembobolan itu bukan untuk kejahatan. "Anda pertama kali harus menyerang website untuk menemukan kelemahannya," kata Zhengyang sambil menjelaskan bahwa dia membobol sistim komputer sekolahnya bukan untuk mendapatkan kunci jawaban atas PR di kelasnya, melainkan untuk siswa SMA yang satu sekolah dengannya.

Dia juga menolak telah berniat jahat dengan membobol situs milik toko online penjual mainan dan mengubah harga dari 2.500 yuan menjadi 1 yuan. Dia mengaku hanya memberi tahu toko online itu akan kelemahan sistim pada website mereka. Zhengyang mengaku tak melakukan pembelian saat membobol website itu.

Pada bulan April lalu, Zhengyang memperingatkan sebuah perusahaan perangkat lunak yang berbasis di Beijing, Qihoo 360, tentang kerusakan sistim yang dapat mempengaruhi lebih dari 100 institusi pendidikan di negara Tirai Bambu ini. "Saya pikir orang-orang pembobolan sistim sepanjang hari untuk keuntungan yang tidak bermoral," kata Zhengyang.

`"Sangat menarik untuk mencari risiko keamanan situs web dan saya sangat gembira ketika saya menemukan satu. Tapi saya tidak akan menggunakan bakat saya untuk sesuatu yang ilegal," tambah dia.


Minggu, 15 November 2015

KISAH PENGAMEN YANG KUASAI 7 BAHASA ASING

Kisah pengamen ABG di Pasar Minggu yang kuasai 7 bahasa asing


kisah-pengamen-abg-di-pasar-minggu-yang-kuasai-7-bahasa-asing
ABG kurus berkulit gelap tersebut tanpa malu-malu memperkenalkan dirinya dengan bahasa Inggris dengan lancar. Dia tidak banyak menyanyi, melainkan justru menjawab banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh para pelanggan mie Aceh di kawasan Pasar Minggu, tempat dia mengamen.
“Saya berusia 17 tahun, berasal dari Pancoran Mas, Depok. Saya mengamen untuk membiayai sekolah saya yang saat ini terpaksa berhenti karena masalah biaya,” kata ABG bernama Asep Jesen tersebut kepada merdeka.com, Minggu malam (18/10).
Asep pun mengaku menguasai 7 bahasa asing yakni Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Spanyol dan Rusia.
Penasaran dengan ‘klaim’ Asep yang mengaku menguasai 7 bahasa asing, merdeka.com meminta Asep untuk bicara dengan bahasa Jepang. Dengan lancar Asep ternyata juga mampu melafalkan bahasa Jepang dengan fasih. Saat merdeka.com mencoba meminta dia menjelaskan makna lagu masyhur Jepang, Kokoronotomo, Asep dengan lancar mampu menjelaskannya.
Tak puas, merdeka.com meminta Asep berbicara dengan bahasa Rusia. Dan luar biasa, ternyata Asep juga mampu melafalkan bahasa Rusia dengan baik.
20151019111813-1-pengamen-fasih-7-bahasa-asing-002-anwar-khumaini
“Saya belajar bahasa asing ini dari kamus, tidak sampai kursus,” ungkap Asep.
Sambil malu-malu Asep menceritakan dia terpaksa putus sekolah saat kelas dua SMP lantaran tidak ada biaya. Dengan mengumpulkan uang dari hasil mengamen, dia berharap mampu melanjutkan pendidikannya hingga sampai ke jenjang yang lebih tinggi.
“Terima kasih,” ujar Asep berulang-ulang sambil berlalu meninggalkan kerumunan para pelanggan mie Aceh. Dia tidak sempat ‘memamerkan’ semua bahasa asing yang dia kuasai lantaran harus mengamen di tempat lain.