"DENGAN ILMU KITA BICARA, DENGAN TEKNOLOGI BANTU KITA UNGKAPKAN FAKTA"

Selasa, 19 Januari 2016

TONY "WAYAN" STARK DARI BALI

IRON MAN DARI BALI



Keterbatasan dalam diri seseorang bukanlah hambatan dalam melakukan sesuatu, seperti yang dilakukan ayah 3 orang anak ini, meski terkena stroke ia malah menciptakan tangan besi layaknya Tony Stark di film Iron Man.

Adalah I Wayan Sumardana alias Sutawan (31), warga Desa Nyuhtebel - Bali yang kesehariannya bekerja sebagai tukang las di bengkel sederhana miliknya.

Pria yang biasa disapa Tawan ini biasa mengelas besi besi bekas untuk dijadikan perabot perabot rumah tangga, Tawan juga biasanya mengerjakan sesuai pesanan orang.

Tadinya suami dari Ni Nengah Sudartini ini tidak memiliki kendala apa apa selain kondisi keuangannya yang bisa dibilang golongan kurang mampu, meskipun Tawan harus menghidupi tiga anaknya yang masih kecil kecil.

Namun semenjak 6 bulan yang lalu, Tawan menderita stroke ringan yang membuat tangan kirinya lumpuh, tentu saja ia menjadi tidak bisa bekerja seperti biasanya.

Meski demikian, pria yang hanya lulusan STM ini tidak menyerah, bermodalkan keterampilannya dalam teknik elektro, ia mencoba membuat tangan bantuan untuk membantunya dalam bekerja.




Beda dengan tokoh Tony Stark dalam film Iron Man yang memiliki kekayaan melimpah, Tawan hanya mengandalkan besi besi bekas di bengkelnya saja, seperti bekas sepeda rusak, monitor, dll.

Gagal dalam 5 kali percobaan, temuan Tawan yang terakhir ini (meski menurutnya belum sempurna) terbilang cukup canggih karena bisa digerakkan menggunakan sensor otak! Wow!

“Alat ini belum sempurna, tetapi sudah lumayan membantu saya. Tanpa alat ini saya sama sekali tak bisa bekerja menggunakan tangan kiri,” ujarnya.


“Namun dengan bantuan ini, menggangkat beban berat juga bisa. Dengan alat ini, kekuatannya jauh lebih besar,” lanjutnya.

Tawan kemudian mendemontrasikan dengan mengangkat sebuah pelek mobil sekitar 10 kg dengan tangan kanan terasa berat. Namun dengan tangan kiri digerakkan robot, dia mengangkat besi tua itu dengan enteng.

‘’Namun menggunakan robot ini, singal otak saya terkuras. Saya harus konsentrasi memikirkan atau fokus kepada benda apa yang mau diambil atau mengerjakan apa. Kalau tak fokus, saya kesulitan. Jadi perlu memfokuskan otak untuk memerintahkan robot,’’ tutupnya.

Sungguh kreatif apa yang dilakukan oleh Tawan ini, terlepas dari benar atau tidaknya penggunaan tangan besi miliknya menggunakan sinyal otak, ada satu yang patut kita pelajari dari kisah ini.

" Keterbatasan bukanlah alasan untuk kita berkarya, bekerja, apalagi untuk menafkahi keluarga ".

Semoga Tawan dimudahkan rejeki yang halal oleh Tuhan, dan juga berkah kesehatan kepadanya sekeluarga. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar