"DENGAN ILMU KITA BICARA, DENGAN TEKNOLOGI BANTU KITA UNGKAPKAN FAKTA"

Senin, 30 Maret 2015

JENIS-JENIS HYMEN (SELAPUT DARA)

JENIS SELAPUT DARA WANITA

Pria dan wanita jelas berbeda baik dari bentuk dan fungsi organ reproduksinya. Pada wanita, perbedaan itu pun masih dapat dilihat hingga ke salah satu bagian luar dari organ genital yakni selaput dara. Rasanya, masih sangat kental dalam budaya masyarakat kita bahwa selaput dara adalah salah satu penanda keperawanan atau virginitas seorang wanita. Yang patut disayangkan, kesalahan serta kurangnya informasi akurat mengenai bagian organ genital wanita ini masih sering terjadi dan kerap kali merugikan posisi para Kaum Hawa. Salah satu informasi yang sering keliru atau bahkan tak banyak orang tahu adalah bentuk selaput dara wanita yang tidak seragam atau sama bentuknya. Dengan mengetahui fakta bahwa bentuk selaput dara bervariasi diharapkan dapat mengubah persepsi serta meluruskan anggapan yang salah tentang organ kewanitaan ini.

Seperti dituturkan pakar Obstetrik Ginekologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Suryono Slamet Iman Santoso, SpOG, selaput dara wanita memang berlainan dan memiliki lubang atau pori yang bentuknya bervariasi. Derajat kelembutan dan fleksibilitas selaput yang juga disebut "hymen" ini pun berbeda-beda. "Selaput dara ini mempunyai banyak bentuk, mulai dari bentuk annular, ada yang bersepta-septa dan ada juga yang cibriformis atau berlubang-lubang. Karena bentuknya selaput, pendarahan pada bagian ini biasanya sedikit.
Nah, inilah yang biasa suka mengeluarkan darah saat melakukan seks pertama. Tapi belum tentu semua wanita akan begitu," ungkap dr Suryono dalam talkshow "Seksualitas di Indonesia : Tabu atau Perlu?" di Jakarta. Dokter yang juga menjabat Ketua Perkumpulan Obstetrik Ginekologi Indonesia (POGI) ini menjelaskan, bila seorang wanita memiliki bentuk selaput annular yang wujudnya sangat tipis, maka kemungkinan besar ia tidak akan mengalami pendarahan sama sekali pada saat hubungan seks pertamakali.

Dengan fakta ini pula, sebagian dari mitos tentang darah keperawanan sebenarnya dapat diluruskan. Selain jenis yang tipis dan berlubang, ada pula wanita yang bagian selaputnya tidak memiliki lubang sama sekali atau juga disebut "impervorate hymen". Jenis ini adalah suatu kelainan genetika dan seorang wanita biasanya akan kesulitan saat memasuki masa menstruasi. "Ini adalah kelainan kongenital atau bawaan sejak lahir. Akibatnya seorang wanita tidak menstruasi dalam jangka waktu lama, padahal ia sebenarnya haid tapi darahnya tertahan di dalam vagina dan bisa menimbulkan tumor. Angka kejadiannya di Indonesia cukup banyak ," ungkap dr Suryono.

Setelah seorang perempuan mengalami menstruasi yang pertama kali, lubang pada selaput dara dapat bertambah lebar. Namun yang pasti, setelah robek atau terkoyak selaput dara tidak dapat dikembalikan menjadi utuh seperti semula.

Dr Suryono menekankan meskipun ada dokter ahli yang mengklaim dapat memulihan atau memperbaiki selaput dara, hal itu sebenarnya dilakukan demi memulihkan truma mental dan psikologis pasien saja. "Karena sangat tipis dan tidak ada pembuluh darahnya, selaput dara tidak bisa direpair. Jadi tak bisa dikembalikan lagi menjadi perawan," ujarnya.

Kalaupun dilakukan tindakan operasi, kata Dr Suryono, tentu selaput daranya tidak diperbaiki. Dokter biasanya hanya melakukan tindakan seperlunya hanya untuk meyakinkan dan mengembalikan kepercayaan diri pasien. "Sebetulnya bila semua orang sudah memiliki pemahaman tentang selaput dara, operasi memang sama sekali tidak diperlukan," tandasnya.


hymen

Jenis selaput dara berdasarkan bentuknya.

Dari kiri ke kanan : Annular, Septate, Cibriform, Introitus.



Tipe Hymen berdasarkan bentuk :

Annular hymen   ; selaput melingkari lubang vagina.

Septate hymen     ; selaput yang ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka.

Cibriform hymen; selaput ini juga ditandai beberapa lubang yang terbuka, tapi lebih kecil clan                                  jumlahnya lebih banyak.

Introitus : Pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam berhubungan seksual, bisa saja lubang selaputnya membesar. Namun masih menyisakan jaringan selaput dara.



BEDAH SELAPUT DARA?

Mitos keluarnya darah pada malam pertama sepertinya masih menjadi ritual sakral yang bisa menentukan tinggi rendahnya martabat seorang perempuan. Tak heran bila bedah selaput dara (hymenoplasti) diminati.

Hymenoplasti, menurut Prof Dr Alex Pangkahila, SpAnd, adalah operasi yang dilakukan oleh dokter untuk merestorasi selaput dara (hymen) agar kembali utuh. Fenomena maraknya hymenoplasti yang dilakukan para perempuan, imbuh Alex, menegaskan masih kuatnya mitos pentingnya keperawanan sebelum menikah.

"Masih banyak perempuan yang takut dianggap tidak suci karena sudah tidak perawan. Padahal robeknya selaput dara tidak selalu karena hubungan seks, bisa saja karena perkosaan atau trauma akibat jatuh atau kecelakaan," tutur seksolog dari Pusat Studi Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ini.

Faktanya secara medis, robeknya selaput dara tidak selalu ditandai dengan keluarnya darah. "Hymen itu sifatnya sangat elastis dan tidak tertutup semua," kata Alex.

Senada dengan Alex, dr Dwiana Ocviyanti, SpOG menjelaskan betapa fleksibelnya selaput dara. "Selaput dara itu bukan seperti beduk yang akan pecah bila ditusuk. Bentuknya bisa halus seperti renda atau seperti cincin dan baru benar-benar robek bila seseorang sudah melahirkan bayi secara normal," ujar dokter Ovi.

Itu sebabnya, Alex tidak menganjurkan dilakukannya bedah selaput dara. "Menurut saya itu adalah penipuan. Buat apa hymen dibuat utuh, padahal sebenarnya ia sudah melakukan hubungan," tuturnya. Lagi pula, imbuhnya, hymenoplasti sama sekali tidak ada kaitannya dengan kepuasan seksual.

Selain perempuan yang belum menikah, hymenoplasti ternyata juga diminati oleh ibu-ibu yang berniat menyenangkan suaminya. "Utuh tidaknya selaput dara tak menentukan kualitas seks. Justru bila dioperasi selaput dara jadi sempit dan kaku," tutur Alex. Untuk meningkatkan elastisitas hymen, Alex menyarankan pentingnya melatih otot dasar panggul. "Kalau kualitas otot dasar panggulnya bagus, jepitannya juga bagus. Jadi buat apa buang-buang uang dengan melakukan operasi," ujar Alex.

1 komentar: