JATUH CINTA CARA KERJANYA SAMA DENGAN GILA
Pertama kali melihat Helen Hunt
dalam serial ‘Mad About You’, saya langsung jatuh cinta dan mad about her. Satu
dekade kemudian, film Bridget Jones’ Diary berhasil membuat saya tergila-gila
dengan Renée Zellweger. Hmm, menarik sekali karena jika berbicara soal cinta
dan gangguan jiwa, ternyata keduanya adalah hal yang sama.
Anda pasti mengerti apa yang saya
maksud. Ketika panah cinta tertancap, Anda seperti orang yang dirasuki tanpa
memandang itu kasus cinta monyet, cinta bertepuk sebelah tangan, cinta
berbalas, cinta lokasi, atau cinta-cintaan lainnya. Seluruh tubuh direndam oleh
berbagai hormon kimia yang bukan saja menyenangkan, namun juga membuat Anda terlihat
tidak seperti biasanya.
Sekedar gambaran, jika Anda tidak
tahu apa itu penyakit OCD, ingat-ingat perilaku Nicholas Cage di Matchstick
Men, Jack Nicholson di As Good As It Gets, Tony Shalhoub dalam Monk, atau
Leonardo de Caprio di The Aviator.
Saya sudah pernah sedikit mengungkit
proses kimiawi ini, jadi hari ini adalah sebagian lainnya yang terhubung dengan
fenomena gangguan-gangguan kejiwaan tersebut: Cinta mengaktifkan area di dalam
otak yang terhubung dengan kenikmatan dan memicu dopamine sehingga seseorang
mengalami energi yang intens, peningkatan fokus, halusinasi, kecerobohan, dan
keriangan yang tidak beralasan.
Orang yang mengalami jatuh cinta dan OCD memiliki tingkat serotonin 40% lebih rendah daripada orang normal, dan keduanya bisa dihentikan dengan mengkonsumsi Prozac, Paxil, Aurorix, dan obat anti-depresan lainnya. Ini adalah sesuatu yang sangat menarik: keriangan, kebahagiaan dan kegilaan asmara Anda bisa dibilang sebagai salah satu bentuk depresi!
Secara biologis, perasaan jatuh
cinta itu perlahan-lahan memudar karena otak kita setelah sekian lama
mengadaptasikan diri dengan cekokan dopamine sehingga tidak sesensitif
sebelumnya. Ini sama seperti sebagian orang yang sudah terbiasa minum alkohol
lama-kelamaan semakin kebal dan mampu bertahan minum tanpa jadi mabuk.
Dr Frank Tallis menuliskan dalam
majalah The Psychologist bahwa mabuk cinta merupakan hal yang serius.
Gejala-gejalanya seperti hypomania, mood yang melayang, terlalu murah hati,
depresi, mudah menangis, insomnia, kehilangan konsentrasi, sakit perut,
kehilangan nafsu makan, pusing, dan mudah linglung.
Sebegitu seriusnya gangguan karena jatuh cinta, Dr. Alex Gardner, seorang psikolog klinis dari British Psychological Society, menyatakan demikian, “You can get into a state of despair and hopelessness. Hopelessness is like a pit… when you are in it, it is very hard to get out. You have no vision and there is no way forward that you can see. You find yourself in such a state of despair that you just curl up and die. People in any stage of love (lust, romantic or long-term) can experience love sickness.“
Cinta beroperasi di ventral pallidum, atau pusat area kenikmatan di dalam otak, sekaligus bagian yang aktif ketika seseorang menikmati candu. Dikombinasikan dengan siraman hormon-hormon tubuh lainnya, muncullah gangguan yang mengakibatkan seseorang kecanduan dengan kekasih idamannya. Dan ketika tidak mendapatkan balasan cinta, maka ia akan bertingkah sama seperti seorang pecandu yang kesakitan mencari-cari obatnya.
Jadi, bila Anda merasa seperti orang
gila saat jatuh cinta, ya memang karena kenyataannya seperti itu. Selamat
menikmati kegilaan Anda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar