"DENGAN ILMU KITA BICARA, DENGAN TEKNOLOGI BANTU KITA UNGKAPKAN FAKTA"

Selasa, 08 September 2015

SAMPAH ABADI

SAMPAH YANG RINGAN, LEMBUT TAPI TIDAK BISA HANCUR SELAMANYA


     Mungkin diantara kita sudah terbiasa melihat tempat sampah bertuliskan "Sampah Organik dan Sampah Anorganik" seperti gambar diatas, satu-satunya yang tidak biasa bagi kita adalah membuang jenis-jenis sampah tersebut pada tempatnya. Tidak tahu alasan jelas kenapa kebanyakan kita tidak mampu melakukan itu, padahal jika dilihat dari srata pendidikan justru pembuat sampah paling banyak dilakukan oleh Indivividu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dengan kisaran SMA sampai perguruan tinggi.

     Tingkat kesadaran rendah dari masyarakat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan yang kita tempati. Sampah yang dibuang sembarang tempat justru suatu saat akan jadi bumerang bagi kesehatan manusia. Lalat, Nyamuk dan Anjing akan menjadi agent penyebaran penyakit yang berbahaya bagi manusia, belum lagi bau yang ditimbulkan yang dapat menimbulkan gangguan pernafasan.

     Ada beberapa penyakit yang bisa muncul akibat keberadaan sampah, yaitu sebagai berikut :
1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan    pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever)    dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu contohnya adalah suatu penyakit     yang dijangkitkan oleh cacing pita(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk kedalam pencernaan  binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.

    Di Indonesia Styrofoam merupakan bahan paling banyak digunakan, salah satunya sebagai tempat atau wadah makanan. salah satu alasan terhadap penggunaan bahan ini karena Styrofoam lebih murah dan lebih mudah digunakan, padahal menurut YLKI Styrofoam adalah bahan yang tidak bisa terurai.


     Dengan jumlah styrofoam yang kita gunakan dalam seharinya, dikalikan jumlah penduduk bumi, dikalikan jumlah hari, dapat kita bayangkan berapa banyak sampah styrofoam yang kemudian akan menumpuk mencemari tanah, air, dan Laut di bumi. Dengan berbagai kandungan kimia yang terdapat di dalamnya, berapa banyak organisme bumi yang akan menerima dampaknya?. Dengan konsumsi sampah styrofoam kita saat ini, bisa jadi puluhan tahun yang akan datang, bumi berubah menjadi daratan styrofoam.

     Saat ini telah ditemukan styrofoam yang disebut Oxodegradable Polystyrene, yang katanya lebih ramah lingkungan. Styrofoam jenis ini telah diberi tambahan bahan oxium sehingga dapat terurai meskipun membutuhkan waktu hingga 4 tahun.

     Namun yang pasti kita semua meski memahami bahwa kita sebenarnya harus membayar sangat mahal dengan semakin banyaknya timbunan sampah abadi yang tidak akan terurai seiring dengan penggunaan stryofom yang katanya praktis dan murah. Akankah kita mewariskan ‘bumi styrofoam’ pada cucu-cucu kita? Belajarlah dari kenyataan dan pengalaman, Negara maju tidak lagi menggunakan Styrofoam untuk keperluan tempat makanan, mereka juga tidak menggunakan plastik sebagai pembungkus tapi mereka menggunakan kertas yang mudah terurai. kenapa? karena mereka sadar betul bahaya dari samaph-sampah itu



Penulis : Evid Arfan.S.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar