Bentuk Semangka Abad 17 Terbukti Berbeda dengan Semangka Sekarang
Foto:
Vox
Semangka
dikenal sebagai buah berbentuk bundar dengan bagian daging penuh berwarna
merah. Rupanya bentuk ini telah mengalami perubahan. Sebuah lukisan di zaman
renaissance mengungkapkan bentuk semangka di abad ke-17.
Seperti
diberitakan Vox (02/08/15), zaman renaisans yang berlangsung pada abad
ke-17 dikenal sebagai gerakan budaya di Eropa. Di abad ini, Giovanni
Stanchi melukis aneka buah-buahan. Sekilas tak ada yang ganjil dengan
lukisan buah tersebut, namun siapapun yang melihatnya akan mendapati buah
berbentuk unik di pojok kanan bawah lukisan.
Setelah diperhatikan, buah tersebut rupanya semangka yang kini populer sebagai buah dengan isian daging penuh berwarna merah terang didalamnya. Lewat lukisan yang dibuat antara tahun 1645 dan 1672 tersebut, semangka diketahui memiliki biji lebih besar dengan bagian daging buah yang tidak penuh serta berwarna merah pucat. Pola daging buah semangka di abad ke-17 sangatlah unik karena seperti terpisah dan membentuk pola melingkar di tiap bagiannya. Perbedaan bentuk semangka ini terjadi karena perbedaan cara membiakkan ketika zaman dahulu dan sekarang.
Setelah diperhatikan, buah tersebut rupanya semangka yang kini populer sebagai buah dengan isian daging penuh berwarna merah terang didalamnya. Lewat lukisan yang dibuat antara tahun 1645 dan 1672 tersebut, semangka diketahui memiliki biji lebih besar dengan bagian daging buah yang tidak penuh serta berwarna merah pucat. Pola daging buah semangka di abad ke-17 sangatlah unik karena seperti terpisah dan membentuk pola melingkar di tiap bagiannya. Perbedaan bentuk semangka ini terjadi karena perbedaan cara membiakkan ketika zaman dahulu dan sekarang.
James
Nienhuis, seorang profesor hortikultura di Universitas Wisconsin kerap menggunakan
lukisan Stanchi sebagai media pembelajaran tentang sejarah pembiakkan tanaman
di kelas.
“Sangat menyenangkan ketika pergi ke museum dan melihat lukisan yang menggambarkan benda-benda yang masih ada hingga kini. Contohnya, kita dapat melihat bentuk buah 500 tahun lalu,” ujar Nienhuis.
Semangka
awalnya berasal dari Afrika, tetapi setelah dibiakkan semangka justru berkembang
di daerah panas seperti Timur Tengah dan Eropa Selatan. Semangka juga menjadi
buah yang umum ditemukan di perkebunan Eropa maupun di pasar, sekitar tahun
1600. Nienhuis
menduga rasa semangka di abad ke-17 lebih manis dari yang saat ini ada karena
dulunya semangka ini dimakan segar dan terkadang difermentasi menjadi anggur. Mengenai
bentuk semnagka saat ini, Nienhuis menjelaskan ini terjadi karena semangka
sengaja dibiakkan dengan daging buah berwarna merah terang. Bagian daging
semangka yang berair sebenarnya adalah plasenta semangka yang berfungsi menahan
biji.
Sebelum
semangka benar-benar dibiakkan, plasenta tersebut hanya mengandung sedikit
lycopene yang memberi warna merah pada semangka. Akibatnya warna daging buah
semangka di abad ke-17 merah pucat. Beberapa ratus tahun kemudian ketika
semangka dibiakkan dengan lebih bagus, maka ukuran semangka menjadi lebih kecil
dan jumlah lycopene-nya jauh lebih tinggi sehingga menghasilkan daging buah
berwarna merah terang. Selain
perubahan bentuk dan warna semangka, Nienhius menjelaskan saat ini para ilmuwan
sedang bereksperimen untuk menghilangkan biji semangka. Ia menyebutnya dengan 'the
logical progression in domestication'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar