"DENGAN ILMU KITA BICARA, DENGAN TEKNOLOGI BANTU KITA UNGKAPKAN FAKTA"

Rabu, 12 Agustus 2015

KATAK PALING BERBISA DI DUNIA

KATAK INI PALING BERBISA DI DUNIA

Katak dari Neraka, Satu Gram Bisanya Mampu Bunuh 80 Manusia
Katak berbisa ini dipersenjatai dengan duri tulang berbisa di hidung, rahang dan punggung kepala mereka.

     Di belantara Brasil telah ditemukan katak dengan duri berbisa di kepala mereka. Bagi para ilmuwan, menemukan katak beracun adalah hal biasa. Namun kali ini mereka menemukan katak berbisa untuk pertama kalinya. Katak jenis ini tidak hanya mengeluarkan bisa, tetapi dipersenjatai dengan senjata yang dapat menembakkan bisa tersebut kepada korbannya.

     Salah satu peneliti, Carlos Jared dari Butantan Institute di Sao Paulo, terluka tangannya akibat dari duri berbisa di kepala katak Corythomantis greeningi, yang hidup di padang sabana di timur laut Brasil. "Rasanya sakit dan panas, menjalar ke lengan dan berlangsung selama lima jam," kata Edmund Brodie, rekan Jared. Brodie adalah seorang herpetologis di Utah State University di Logan. Awalnya Jared tak menghubungkan rasa sakitnya dengan katak yang dipegangnya. Dia baru menyadarinya bahwa katak yang baru dikoleksinya ternyata hewan amfibi yang mampu mengeluarkan bisa.

      Beruntung Jared hanya terkena bisa katak Corythomantis greeningi, karena spesies kedua, yakni Aparasphenodon brunoi, memiliki efek bisa mematikan dua kali lipat. "Bisa dari dua jenis katak tersebut mematikan dan kami berharap tidak pernah mengelaminya dalam jumlah besar," kata Brodie kepada Live Science dikutip Dream, Rabu 12 Agustus 2015.

     Begitu berbisanya, kedua katak tersebut mendapat julukan sebagai "katak dari neraka".
Satu gram bisa dari katak Aparasphenodon brunoi, menurut Jared dan Brodie, bisa membunuh lebih dari 300.000 tikus atau sekitar 80 manusia. Efek dari bisa katak jenis ini 25 kali mematikan dari ular beludak Bothrop Brasil.

     Sementara satu gram bisa dari katak Corythomantis greeningi mampu membunuh lebih dari 24.000 tikus atau sekitar enam manusia, dua kali mematikan dari jenis ular yang sama.
"Kekuatan toksisitas sekresi kulit mereka luar biasa, dan kami terkejut dengan itu," kata Brodie. "Hewan amfibi memiliki beragam kulit beracun yang telah dipelajari dengan baik, tapi mekanisme semacam ini -mengeluarkan racun sebagai bisa- tidak pernah ditemukan sebelumnya." Fakta baru tentang penelitian pertahanan hewan amfibi telah naik ke tingkat berikutnya. Dua katak berbisa ini dipersenjatai dengan duri tulang berbisa di hidung, rahang dan punggung kepala mereka.

      Katak-katak tersebut memiliki leher yang luar biasa fleksibel, dan ketika dipegang, mereka akan melepaskan bisa dari kelenjar kulit di sekitar duri tersebut. Mereka akan melenturkan kepala, menggosokkan punggung dan menusukkan duri terhadap apa pun yang memegang mereka. Meskipun para ilmuwan telah mengetahui tentang dua spesies katak ini selama beberapa dekade, sedikit yang diketahui tentang biologi mereka. Kedua hewan amfibi ini dikenal tidak memiliki predator, yang membuat temuan terbaru tentang bisa mereka menjadi masuk akal.

Para peneliti tidak yakin apakah dua katak tersebut kebal terhadap racun mereka sendiri. Tetapi kedua peneliti menduga kedua jenis katak itu kebal. Namun, mereka juga memperkirakan katak ini menggunakan racun hanya untuk membela diri dari predator, bukan membantu mereka untuk berburu mangsa.

Jared dan Brodie menjelaskan secara rinci temuan mereka ini secara online dalam jurnalCurrent Biology.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar