VOYNICH MANUSCRIPT, BUKU PALING MISTERIUS DI DUNIA
Buku Voynich Manuscript.
Pada tahun 1912, seorang pedagang barang antik mendapatkan
sebuah manuskrip kuno yang dipercaya telah berusia beberapa ratus tahun. Hingga
sekarang, manuskrip ini dianggap sebagai dokumen paling misterius di dunia
karena sejak penemuannya pada tahun 1912 hingga sekarang, belum ada yang
berhasil memecahkan arti dari tulisan-tulisan yang ada di dalamnya.
Manuskrip ini pertama kali muncul ke
permukaan pada tahun 1912 ketika seorang pedagang dan pengumpul buku kuno
bernama Wilfrid M Voynich menemukannya di antara kumpulan manuskrip kuno yang
tersimpan diVila Mondragone di frascati dekat Roma.
Voynich segera mengenali pentingnya
penemuan itu. Walaupun hanya terlihat seperti sebuah buku pegangan para
alchemist, Voynich bisa melihat bahwa manuskrip itu sepenuhnya tertulis di
dalam bahasa kode. Ia lalu meminta para kryptolog paling terkenal pada zamannya
untuk memecahkan misteri tulisan-tulisan dalam manuskrip tersebut.
Namun usaha itu tidak membuahkan hasil.
Tidak ada yang mengetahui secara pasti
asal muasal manuskrip tersebut. Berdasarkan pada gambar-gambar yang ada di
dalamnya, para ahli percaya bahwa manuskrip itu berasal dari Eropa dan
kemungkinan berasal dariabad 15 atau 17 Masehi. Catatan kuno yang
diketahui pertama kali menyinggung manuskrip ini berasal dari surat seorang
alchemist bernama Georg Baresch yang ditujukan kepada Athanasius Kircher,
seorang sarjana Jesuit dari Roma.
Dalam suratnya, Baresch meminta bantuan
Kircher untuk memecahkan arti tulisan-tulisan dalam manuskrip tersebut. Namun
Kircher juga tidak bisa memecahkan misteri itu. Setelah kematian Baresch,
kepemilikan manuskrip tersebut jatuh ke tangan Kircher dan tersimpan rapi di
perpustakaan Collegio Romano. Manuskrip ini tetap tersimpan rapi di tempat itu
hingga 250 tahun kemudian.
Pada tahun 1912, Collegio Romano yang
membutuhkan uang memutuskan untuk menjual sebagian manuskrip-manuskrip kuno
yang dimilikinya kepada para kolektor dan saat itulah Voynich mendapat 30
diantaranya, termasuk manuskrip misterius itu. Walaupun ukurannya cukup kecil,
hanya 7 kali 5 inci. Namun manuskrip itu memiliki ketebalan 240 halaman. Di
dalam setiap halamannya kita bisa menemukan tulisan-tulisan tangan dengan
huruf-huruf yang tidak dikenal beserta ilustrasi-ilustrasi kasar seperti
tanaman, diagram astrologi dan bahkan wanita telanjang.
Manuskrip itu berisi 170.000 huruf yang
dipisahkan dengan spasi sempit. Kebanyakan huruf itu ditulis hanya dengan satu
atau dua kali goresan pena. Para peneliti menduga bahwa jumlah jenis
alphabet di dalam manuskrip itu hanya sekitar 20-30 huruf yang berbeda. Luar
biasanya, alphabet yang digunakan di manuskrip tersebut tidak memiliki
keterkaitan dengan bahasa-bahasa yang ada di Eropa kuno.
Dari gambar-gambar ilustrasi yang dibuat
di dalam manuskrip, para peneliti menyimpulkan bahwa manuskrip tersebut berisi
catatan-catatan mengenai herbal, astronomi, biologi, kosmologi, farmasi
dan resep-resep obat. Namun isinya, masih merupakan misteri.
Pada tahun 1921, seorang profesor
filsafat dari Universitas Pennsylvania bernama Willaim R Newbold mengklaim
bahwa di setiap karakter yang terdapat di dalam manuskrip Voynich ada goresan
pena yang sangat halus yang hanya bisa dilihat dengan kaca pembesar dan
membentuk huruf-huruf Yunani kuno.
Berdasarkan asumsi ini, Newbold
menyimpulkan bahwa Manuskrip ini berisi mengenai penemuan-penemuan sains dan
ditulis pada abad ke-13 oleh ilmuwan dan filsuf Roger Bacon. Satu dekade
kemudian, kesimpulan Newbold dibantah oleh para peneliti lainnya dengan mengatakan
bahwa goresan halus tersebut hanyalah pecahan alami dari tinta yang digunakan
untuk menulis.
Usaha Newbold hanyalah sebuah permulaan
dari usaha panjang untuk memecahkan misteri ini.
Pada tahun 1940an, pemecah kode amatir
bernama Joseph M Feely dan Leonell C Strong menggunakan huruf-huruf Roma yang
bisa disubtitusikan ke karakter Voynich. Dari hasil penelitiannya, Strong
menyimpulkan bahwa manuskrip ini dibuat oleh penulis Inggris dari abad 16
bernama Anthony Ascham yang salah satu karyanya berjudul “A Little Herbal”
diterbitkan tahun 1550.
Walaupun manuskrip tersebut memiliki
kemiripan isi dengan “A Little Herbal”, namun para peneliti tidak bisa melacak
bagaimana Anthony Ascham bisa mendapatkan pengetahuan mengenai kryptografi.
Kesimpulan Strong akhirnya diabaikan oleh peneliti lainnya.
Pada tahun 1945, Misteri ini diserahkan
ke tangan para ahli pemecah kode yang berhasil memecahkan kode tentara jepang
pada perang dunia II. Tim pemecah kode ini belum pernah gagal memecahkan kode
apapun yang disodorkan. Namun mereka juga gagal menyingkap misteri manuskrip
Voynich.
Pada tahun 1978, seorang ahli bahasa
bernama John Stojko mengklaim bahwa teks yang terdapat dalam manuskrip Voynich
sesungguhnya ditulis dalam bahasa Ukrainia dengan seluruh huruf hidupnya
dihilangkan. Namun dengan metode ini, terjemahan yang dihasilkan sepertinya
tidak masuk akal. Seperti satu kalimat yang berbunyi : “Emptiness is that what Baby God’s
Eye is fighting for” sama sekali tidak sesuai dengan ilustrasi yang ada pada
halamannya.
Pada tahun 1987, seorang ahli fisika
bernama Leo Levitov menyatakan bahwa manuskrip tersebut dihasilkan oleh kaum
Cathar, sebuah sekte yang dianggap sesat pada abad pertengahan di Perancis.
Menurut Levitov, huruf yang digunakan adalah campuran dari berbagai bahasa,
yaitu Belanda, Jerman dan Perancis kuno. Walaupun sepertinya masuk akal, namun
hasil terjemahan yang dihasilkan Levitov tidak juga menjadi masuk akal jika
dibandingkan dengan sejarah ataupun teologi kaum Cathar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar